Kei dan Ando lagi melihat foto foto vulgar dirinya dan aya saat di hotel dari laptopnya. Kei tampak panik. Ando tertawa cekikikan. Kei jadi frustrasi,” Bagaimana bisa jadi mirip ini?” mukanya lucu banget. Ha ha ha.
Ando bilang fotonya diambil dengan baik. “ Pak ini akan menjadi problem.” Ando menawarkan secarik kertas. Di sini tertulis” Hentikan pembangunan kembali Sumisaki atau kami akan merilis ini ke media.” “kita harus bagaimana?”
Baca juga Sinopsis Unmei Kara Hajimaru Koi Episode 2
Kei kelihatan marah ia menyuruh Ando mengambil mobil dan mengajaknya pergi.
Kei dan Ando pergi ke kantor aturan Kitamizawa tempatnya aya bekerja. Mereka bicara pribadi sama orangnya. Pak Kitamizawa terlihat kalem dan lucu.
“ Begitu rupanya. Ini akan menjadi peristiwa besar.”
“Pabrik di sumisaki telah membuat sabun sejak era showa.” “Aku hanya ingin berguru soal prosesnya. Bukannya saya berniat buruk.” Jelas kei panjang lebar.
“Kusarankan kau berdamai dengan mereka.”saran pak pengacara kalem.
“ Jika kamu mengajukan gugatan perbuatanmu akan terungkap ke publik pada balasannya. Sebaiknya kau pergi ke Sumisaki untuk menuntaskan persoalan inidan menghapus datanya.” Saran pak pengacara.
Ando membisikinya,”Pak agar Anna tidak tahu lebih baik memilih metode rahasia.” Kei cuma menelan ludah.
Tengah bingung seperti itu, Aya muncul dari belokan. Tubuhnya merosot ke lantai. Jalannya jadi merangkak dech kayak balita. Ha ha ha. Kebetulan ando melihat dan menghampirinya menanyakan keadaannya. Aya bilang beliau baik baik saja.Aya mau muntah lagi. Kei menyuruh ando cepat pergi dari sana tanpa melihat kepada mereka.
Ando meneriakinya.” Pak sebagai laki-laki terhormat kau tidak boleh mengabaikan keadaan buruk wanita.”
“Kamu akan baik baik saja”katanya ke Aya.
“Aku baik baik saja. Aku tidak mau merepotkan kalian berdua.”kata aya lembut.
Kei masih resah menatap ke depan,sedang Aya mengangkat wajahnya dan melihat Kei yang juga menoleh padanya. Keduanya sama sama terkejut kayak lihat hantu.Menjerit berbarengan. Aya hingga melompa bangun menyenggol Ando yang terjungkal ke belakang. Hahaha. Kei mendekati Aya.
“Sedang apa kau di sini?”tanyanya panik.
“Aku bekerja di sini. Aku terkejut melihatmu…” belum simpulan dia bicara tetiba mau muntah lagi. Kei sigap memeganginya.” Kamu baik baik saja?”tanya kei perhatian,”Aku baik baik saja.”
Aya merogoh saku roknya mau mengambil koin sumbangan Kei. Eits. Koinnya malah jatuh menggelinding. Kei melihatnya. Aya jadi malu. Sekilas berkelebat di benak Aya dikala ngasih koin itu dan juga nasehat Kei dulu. Kei juga memgingat moment itu yang penting buat aya.
Aya memungut koinnya,masih aib aib beliau pamit pada Kei yang tetiba mengejarnya ngasih catatan di selembar kertas buat Aya sambil pesan bila ada apa apa dia bisa menghubunginya.
Ando bangkit mendekati Kei. Loadingnya cepet nih orang.
“Mungkinkah…Pak saya tahu aku tidak boleh membahasnya tapi gadis tadi yaitu gadis yang bersamamu saat foto itu diambil.” Kei mengangguk angguk pasrah mukanya lucu. Ando jatuh terkapardi lantai dengan gaya kemayunya. Pingsan tepatnya pura pura pingsan. Kei menepuk nepuk pipinya,ando membuka matanya,” Pak serahkan semua…semua…padaku.” kei hanya mengangguk sekali.
Aya sedang di rambu lalu lintas khusus pejalan kaki,lagi menenteng beberapa makanan dan minuman. Aya terlihat lesu,nggak buru buru kayak biasanya. Dia meyakinkan dirinya jikalau hanya keracunan makanan dan tidak hamil. Tapi lalu beliau muntah muntah lagi dan jatuh.
Cowok tampan berambut ikal yang pernha nolongin aya di hotel. Ia menanyakan keadaan Aya, tapi Aya bilang ia baik baik saja. Tahu keadaan Aya, beliau lantas menggendongnya menciptakan aya kaget malu malu juga tersenyum lebar. Ando yang masih meneropong kegirangan melihat mereka.
“Bagaimana keadaanmu sekarang?”tanay mereka dikala duduk.
“Jauh lebih baik berkat kau. Belakangan ini aku sering mual. Aku tiba tiba mengantuk. Aneh sekali.” dongeng Aya. Ajinomoto,eh maaf Okamoto Hayato mendekatkan wajahnya ke muka Aya yang mulai sedikit ketakutan. “ Bukankah itu gejala hamil?”
“Apa? Mustahil.” Aya menganggukkan anggukkan kepalanya seperti telah mengerti.” Tidak mungkin” sanggahnya. Aya tambah kaget saat Hayato menyentuh bahunya. “ Tapi sebaiknya kau periksa.”
Aya terlihat ketakutan sendiri. Dia mendekap akrab sebuah amplop coklat. Dia lari sambil melihat kanan kiri di sekelilingnya. Aya masuk ke toilet.Mungkin takut ada yang melihat. Padahal Ando semenjak tadi terus mengamatinya dibalik teropong. Ha ha ha.
Aya ditoliet. Ia menarik sesuatu dari dalam amplop itu sambil masih terlihat cemas.
Ternyata tespack. Aya memegang benda itu hati hati. Dia menutup sebelah matanya.” Hamil. Tidak hamil.” Dan hasilnya….Aya terkejut ketika ia melihat dua garis merah di sana.
Entah shock atau bagaimana Aya keluar dari toilet dengan sempoyongan sambil menenteng tes packnya yang jelas menawarkan dua garis merah. Bahkan Ando mampu melihatnya dengan teropongnya.
Nenek lagi berdoa ditemani Kei. Seperti biasa beliau menghadap foto para leluhur keuarga ichijo. Dan semua foto itu ternyata seperti Kei.
“Para leluhur ichijo tolong dengar permohonanku. Aku berdoa supaya kepala keluarga generasi ke sembilan menerima anak sesegera mungkin.” Doa nenek terkabul nih.
Ando datang tiba tiba ke sana,ngasih tahu Kei pakai bahasa arahan jika Aya beneran hamil. Karena Kei nggak mudeng mudeng juga, Ando nyelonong masuk dan menyeret Kei. Nenek keheranan melihatnya.
Ando dengan gaya kemayunya berbisik ke indera pendengaran Kei menciptakan laki-laki itu terlonjak kaget. “ Apa kamu bilang? Dia hamil?” seketika Kei terjatuh di dingklik. Frustrasi.”Apa ini kesungguhan?Hanya sekali waktu itu dan… “ Kei memukuk mukul dirinya sendiri.Ando minta ia berhenti bisa bisa beliau melukai dirinya sendiri.
“Tapi ini mampu menjadi berkah.”lanjut ando.” Kamu bisa menepati janjimu kepada presdir.”
“Yang benar saja” teriak kei marah. “ bagaimana aku bisa menjelaskan pada anna?”
“omong omong ada kabar terbaru soal duduk perkara itu. Ini laporan pemeriksaan soal orang yang mengirim DVD. Lihatlah kita punya detail alamtat dan nomor telepon mereka.”
“Siapa yang peduli doal itu sekarang?” Tapi kei melihat juga berkas laporannya di sana tertulis Sumisaki. Kei teringat Aya yang juga tinggal di sana. Juga teringat dikala Aya memperkenalkan Ruru dan Chichi. Kei menjetikkan jempol. Dia mengerti kemudian mengajak A do ke sumisaki kini.
Saat naik taksi kapal Aya kepikiran kehamilannya .beliau jadi gundah,bagaiamana ia memberitahu ibunya dan semua orang? Aya menatap lagi koin derma kei di telapak tangannya. Lalu mengenggamnya akrab sambil memegang kepalanya dengan tangan yang lain. Jadi koin itu dibawa ke mana mana.
Aya turun dari kapal,sempurna ketika Kei dan Ando naik. Ando yang sudah tahu sesuatu bergegas ke pinggir pagar. Kei mendorongnya ke samping,beliau melihat selebaran yang ditempel.di sana yang tampaknya ditujukan padanya.
“Mundurlah manajer yang tidak memiliki kegunaan” Kei jadi geram. Ia hendak mengambil semua selebaran itu tapi Ando menghentikannya. Ando mengingatkan mereka harus fokus mendapatkan kembali datanya kini. “Bukankah begitu, Pak? Lalu mengiaps ngipasi Kei yang hampir murka dengan kipasnya .
Hari sudah malam. Kei dan Ando masih menyusuri jalanan.Dan kebetulan atau emang jodoh, kei melewati rumah Aya. Dia melihat dan mendengar Aya sedang diinterograsi ibu dan kedua kakaknya.
“Karena orang itu untuk kali pertama sejak maut ayah,bisa memberiku ketenangan pikiran. Dia peduli padaku. Dia memberiku rasa percaya diri.
Kei dan Ando masih menguoing dibalik dinding. Aya membayangkan ketika beliau berdansa sama Kei. “ Dia bilang aku eryanggung jawab atas nasibku sendiri. Kaprikornus ,aku tidak ingin menyusahkannya.”
Kei tiba tiba menyelinap masuk. Dengan berani memberikan diri di depan keluarga Aya. Aya terkejut kenapa ia di sana. Kei dengan gamblang mengakui.” Aku ayah dari anak itu.”
“Siapa kamu betani masuk ke sini?”tanya ibu.
“Aku ichijo Kei.”
“ichijo .maksudmu dari Banrei-do?” abang baju pink histeris.
“Manajer umum.”
“Kamu serius?”tanya ibu penasaran.” Tunggu sebentar yang ingin saya tahuadalah kenapa kau ayah dari anak itu?” ibu marah menggebrak meja.
Ando ikut masuk kemudian.” Semua tolong damai. Kami tiba untuk berbicara baik baik soal masalah ini.”
“Siapa kau?”tanya abang baju pink.
“Cantiknya” ando terpesona melihatnya dia mengirim sinar ke matanya.”Aku sekretaris manajer.Aku Ando bahagia bertemu kalian. Omong omong manajer diancam oleh warga sumisaki.”
“Diancam?”tanya ibu tak mengerti.
“Benar.”
“Mereka ayah dan putra dengan marga Uyama yang tinggal di sekitar sini.saya ingin tahu apa kalian mengenal mereka? Kami sudah memeriksa.”
“Benar saya gres teringat. Katamu beliau adalah kakak iparmu. Berarti…”
“Aku tidak tahu apapun. Aku tidak melakukan apapun. Memang benar kini margaku sekarang adalah Uyama tapi saya tidak ada hubungannyadengan mereka! Itu benar! Aku bicara jujur!” terang abang istrinya chichi. “Sepertinya aku mendengarchuchi berkata keputusan sudah diambil atau semacamnya.”
“Apa maksudmu?”
“Begini….kurasa itu dikirim ke presdir Banrei-do.”
“Apa?apa?”
Kei danAndo menjerit histeris. Agak telat Aya ikutan menjerit.
Nenek alias Presdir di rumah sedang mengamati sebuah guci keramik yang dipegangnya.” Masih seindah ketika kulihat. Bukan begitu Hayato?”
“Tentu saja. Lagipula ini untuk presdir. Kamu selalu mampu diandalkan.” Teng teng teng teng. Tetiba terdengar bunyi bel menciptakan nenek kaget.Hayato membukakan pintu.
Nenek mendapat kiriman amplop dari chichi. Hayato yang membukanya. Isinya sebuah dvd. Hayato menyerahkan ke nenek. Juga disertakan catatan.” Ini foto foto penting cucumu.Pastika kau melihatnya.” “Foto yang diperbesar”
Hayato dan nenek membuka file foto foto itu dan melihatnya bersama. Nenek serius melihatnya mukanya terkejut sedang Hayato menyadari wanita bersama Kei ialah Aya. “Aya. Tidak mungkin dia.”
Ando yang panik menyarankan semoga mereka segera pulang. Ando akan memastikan sebelum nenek melihatnya. Tapi terlambat nenek menelepon Kei yang terkaget kaget. Ando ketakutan sendiri.
Aya nganterin kei keluar dari rumahnya. Kei memanggil manggil ando tapi laki-laki itu tak muncul muncul.Kei bilang ke aya jikalau besok ia dan presdir akan datang. Aya baru ngasih tahu bila tidak ada taksi air malam itu. Tetiba ibu keluar dari gudang di samping mereka menarik Kei dalam kemudian menguncinya. Kei berteriak memanggil manggil Ando.
Aya membawakan masakan khas sumisaki yakni roti daging sumi.( saya pikir itu bakpao klo di sini) kei mulai memakannya. Sementara Aya duduk di lantai menghadap ke arah lain.
Aya berterima kasih atas tindakan kei yang berani mengakui dirinya sebagai ayah dari anak yang dikandungnya.
“Suka atau tidak suka saya tidak bisa mengubah fakta bahwa akulah ayah anak itu.”
Kei melihat lihat sekitarnya. “ kau yang membuat ini.” Kei kayak megang gelas keramik kecil. “ Aku selalu pandai dalam hal seni.” Kata Aya.
Kei mengambil sesuatu lagi. Apa ini? Kei ingin tahu.
Aya minta Kei jangan menyentuhnya. Seperti kotak kecil berisi banyak sekali macam catatan cita-cita Aya. Kei mulai membaca.” Semoga seseorang mengingat hari ulang tahunku” Lagi.” Semoga mereka akan menemukanku saat petak umpet sebelum pergi” .Lagi “biar kita mampu bersama sama mengerjakan peran.” Lagi.”semoga mereka mengembalikan buku yang mereka pinjam dariku”
“Apa ini?”tanya Kei sesudah itu.
“Ini kotak harta karun kawasan menyimpan keinginanku. Belum pernah kutunjukkan kepada siapapun.” Aya tersipu aib Kei juga ikut tersenyum.
“Namun aku merasakan hal yang sama dengan ini.” Kei lanjut membaca tulisan Aya.
“Semoga aku menemukan kepingan jiwaku.” Lanjut kei.
“Kamu sudah menemukannya bukan?”
“Hampir.”
“Apa?”
“Dia tidak datang hari itu?”
Kei tampak sedih.
“Kamu tidak marah?”
“Aku tidak berhak murka. Dia…lagipula, Anna istimewa.”
Terlintas di benak kei bayangan Anna. “ Sejak kecil Anna selalu berusaha keras semoga populer di dunia balet. Dia mencar ilmu di new york tapi karenanya pulang untuk menghadiri reuni. Makara saya berencana tidak akan pernah melepaskannya. Namun,grup tarinya akan tampil di tempat impiannya. Pusat Seni Pertunjukkan Lincoln. Dia harus meninggalkan jepang pada risikonya.” Cerita Kei panjang lebar.
Kei menunjukkan bandul kalung berupa cincin yang dipakainya. Ia melanjutkan,”alhasil saya tidak jadi melamar ia. Namun aku selalu mengagumi kekuatan Anna. Karena itulah saya akan terus menunggunya.”
Kei berbalik menghadapa Aya. Kei tampak murung.” Maafkan aku. Aku tahu aku bertanggung jawab. Tidak benar menyampaikan ini. Tapi aku sudah punya Anna.”
Aya tertunduk lesu. Ia meremas pelan kotak kecil yang tadi dipegang Kei.
Kei melanjutkan.”Jadi …bayi ini Aku tidak mampu membiarkanmu memikikinya.”